Mahasiswa KKN Unisnu Jepara Manfaatkan Urine Sapi Jadi Pupuk Cair

- Minggu, 19 September 2021 | 17:35 WIB
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 71 Universitas Nahdlatul Ulama Jepara (Unisnu) di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, manfaatkan urine sapi menjadi pupuk cair organik.  (Dok KKN Unisnu Jepara)
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 71 Universitas Nahdlatul Ulama Jepara (Unisnu) di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, manfaatkan urine sapi menjadi pupuk cair organik. (Dok KKN Unisnu Jepara)

JEPARA, AYOSEMARANG.COM -- Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 71 Universitas Nahdlatul Ulama Jepara (Unisnu) di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang berhasil memanfaatkan urine sapi menjadi pupuk cair organik.

Urine sapi yang selama ini dianggap limbah dan tidah bernilai, disulap menjadi pupuk cair yang kualitasnya dapat diandalkan menggantikan pupuk kimia.

“Kami melihat di Desa Sumanding mempunyai potensi pengembangan ternak sapi. Selama ini  urine sapi hanya dibuang begitu saja. Saat ini kami mengedukasi masyarakat untuk mrmanfaatkan urine sapi tersebut,” ungkap peserta KKN Ardani Ahmat Romadhon, melalui keterangan yang diterima Ayosemarang, Minggu 19 September 2021.

Baca Juga: BIKIN HARU! Pria Asal Tasikmalaya Ditemukan di Pati setelah 22 Tahun Menghilang

Menurut Ardani, pupuk cair organik atau (POC) memiliki kandungan unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia. Dengan pegolahan yang sederhana, urine sapi ini dapat diubah menjadi pupuk cair yang nilainya lebih tinggi.

“Program ini selaras dengan visi miki KKN, yaitu mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat saat pandemi,” kata dia.

Pemanfaatan limbah atau urine sapi ini juga merupakan bagian gerakan pengurangan penggunaan pupuk kimia dalam bidang pertanian demi menjaga kesuburan tanah dalam jangka waktu panjang.

Baca Juga: KEREN LUR! Pondok Modern Tazakka Terapkan Transaksi Non Tunai, Aplikasi AIST Hasil Karya Santri

Selain itu, petani juga mulai berfikir untuk menyelaraskan antara bidang pertanian, peternakan, dan pemasaran guna meningkatkan nilai ekonomis warga.

Diceritakan, pembuatan pupuk cair ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Teknologi pembuatan pupuk cair berbahan dasar urine tergolong mudah, murah, serta memberi banyak manfaat bagi petani. Pupuk ini dibuat dengan bahan dasar seperti urine, tetes tebu, air rendaman beras, empon-empon, bakteri dekomposer.

“Masukkan semua bahan yang telah tercampur dengan urine, kemudian tambahkan molases (gulam merah), dan decomposer. Kemudian tutup rapat. Pada proses fermentasi ini, buka tutup wadah sehari sekali untuk membuang gas yang dihasilkan di dalam wadah atau jeriken. Lalu tutup rapat dan diamkan. Selama 21 hari  proses fermentasi  sempurna, pupuk cair sudah jadi,” katanya.

Baca Juga: Sinergi dengan Babinsa, Anggota Polsek Pantau dan Amankan Vaksinasi di Desa-desa

Pupuk Cair sebelum di gunakan atau dijual dalam botol atau plastik sebaiknya di angin-anginkan selama kurang lebih 12 jam atau menggunakan aerator. Hal Ini dilakukan untuk menghilangkan amoniak dan bau yang menyengat dalam pupuk tersebut.

Urine sebanyak 40 liter dicampur dengan berbagai bahan tersebut, akan dapat menghasilkan sebanyak 26 bungkus pupuk cair siap jual dengan masing-masing berisi 150 mili liter pupuk organik cair.***

Editor: Budi Cahyono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pj Gubernur Jateng Harap Pertahankan Predikat WTP

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:00 WIB

Kota Pekalongan Terendam, Ratusan Jiwa Mengungsi

Kamis, 14 Maret 2024 | 17:19 WIB
X